(38 produk tersedia)
Ada berbagai jenis sensor tekanan oli, masing-masing dengan fitur dan fungsi unik. Berikut adalah beberapa jenis umum:
Sensor tekanan oli WD615 mekanis
Pengukur ini menggunakan koneksi langsung antara tekanan oli dalam mesin dan jarum pada pengukur. Sebuah tabung tipis dan fleksibel membawa oli dari mesin ke dasbor. Tekanan di dalam tabung mendorong mekanisme internal pengukur, menggerakkan jarum. Pengukur mekanis menawarkan pembacaan real-time dari perubahan tekanan oli. Mereka kurang umum daripada pengukur listrik.
Sensor tekanan oli WD615 tabung Bourdon
Sensor ini berisi tabung logam berongga yang melingkar yang diluruskan pada satu ujung. Tekanan oli di dalam tabung mendorongnya untuk sedikit terlepas. Pergerakan ini diterjemahkan ke jarum pengukur, menunjukkan perubahan tekanan. Sensor tabung Bourdon populer karena akurat dan andal.
Sensor tekanan oli WD615 diafragma
Sensor ini berisi membran tipis dan fleksibel (diafragma) yang disegel dalam sebuah ruang. Tekanan oli mendorong sisi diafragma yang satu. Sisi lainnya memiliki pegas atau vakum yang memperkuat pergerakan diafragma. Pergerakan yang meningkat membuatnya lebih mudah untuk membaca perubahan pada pengukur. Sensor diafragma berguna untuk mengukur tekanan oli rendah.
Sensor tekanan oli WD615 digital
Pengukur digital mengubah pembacaan tekanan oli menjadi sinyal listrik yang dikirim ke layar. Beberapa sensor digital juga mengukur suhu dan menampilkan peringatan untuk level kritis. Mereka memberikan pengukuran yang tepat dan dapat mencatat data dari waktu ke waktu.
Sensor tekanan oli WD615 tabung kapiler
Sensor ini menggunakan tabung tipis dan tertutup yang diisi dengan cairan (seringkali alkohol atau oli) untuk merasakan perubahan tekanan oli. Perubahan tekanan menyebabkan cairan bergerak, menekuk jarum dan menunjukkan perubahan pada pengukur. Sensor kapiler kurang umum saat ini tetapi digunakan dalam sistem mekanis lama.
Sensor tekanan oli WD615 strain gauge
Ini adalah sensor tekanan oli yang digunakan dalam sistem digital modern. Sensor menggunakan komponen listrik yang mengubah resistansi saat diregangkan. Tekanan oli pada bagian fisik menyebabkannya sedikit meregang. Perubahan resistansi ini mengukur tekanan secara akurat. Sensor strain gauge dapat memberikan pengukuran yang tepat dari perubahan kecil dalam tekanan oli.
Karakteristik listrik
Tegangan suplai: Sensor membutuhkan suplai tegangan stabil dari sistem listrik mesin agar berfungsi dengan benar. Nilai ini biasanya antara 5 dan 12 volt.
Sinyal keluaran: Sensor berkomunikasi dengan unit kontrol mesin (ECU) melalui sinyal listrik. Sinyal ini bisa berupa tegangan analog (0-5 volt) atau sinyal digital seperti PWM (modulasi lebar pulsa).
Impedansi: Impedansi (resistansi) rendah dalam koneksi listrik sensor memastikan transmisi sinyal yang lancar dan akurat ke ECU.
Kabel: Sensor terhubung ke sistem listrik mesin menggunakan kabel berinsulasi dan tahan panas. Kabel ini harus cukup tahan lama untuk menahan paparan oli dan suhu ekstrem.
Karakteristik mekanis
Ukuran dan berat: Sensor tekanan oli tersedia dalam berbagai ukuran dan berat, biasanya berkisar dari beberapa sentimeter panjang dan diameter dan berat 100-300 gram. Sensor yang ringkas dan ringan lebih mudah dipasang dan kurang memberi tekanan pada komponen mekanis mesin.
Perumahan: Perumahan sensor melindunginya dari kerusakan dan keausan. Ini sering dibuat dari bahan tahan lama seperti baja tahan karat, aluminium, atau kuningan, yang dapat menahan paparan oli, suhu ekstrem, dan tekanan tinggi.
Ukuran ulir: Sensor disekrup ke lubang berulir yang sesuai di mesin atau filter oli. Ukuran ulir umum bervariasi tergantung pada spesifikasi mesin dan dapat mencakup dimensi metrik (misalnya, M10x1) atau imperial (misalnya, 1/8" NPT). Ukuran ulir harus kompatibel dengan lokasi pemasangan mesin untuk memastikan pemasangan yang aman dan mencegah kebocoran oli.
Sensor tekanan oli WD615 harus dipelihara untuk memastikan pembacaan tekanan yang akurat dan mencegah kerusakan mesin. Berikut adalah beberapa tips untuk memelihara sensor tekanan oli:
Secara teratur periksa sensor tekanan oli untuk tanda-tanda kerusakan atau keausan, seperti retakan pada perumahan atau koneksi listrik yang longgar.
Jaga agar area di sekitar sensor tekanan oli bersih dan bebas dari oli dan kotoran. Penumpukan dapat memengaruhi akurasi dan keandalan sensor.
Gunakan hanya suku cadang pengganti berkualitas tinggi saat sensor tekanan oli perlu diganti. Ini memastikan sensor akan berfungsi dengan baik dan bertahan lama.
Minta sensor tekanan oli diperiksa oleh mekanik profesional jika ada masalah dengan pembacaan tekanan oli di dasbor. Mereka memiliki alat dan pengetahuan yang tepat untuk mendiagnosis dan memperbaiki masalah secara akurat.
Ikuti rekomendasi pabrikan untuk interval pemeliharaan dan prosedur untuk sensor tekanan oli WD615 dan komponen mesin lainnya. Ini memastikan mesin berjalan dengan lancar dan mencegah kerusakan yang mahal dalam jangka panjang.
Memilih sensor tekanan oli yang sesuai membutuhkan pertimbangan beberapa faktor untuk memastikan sensor yang dipilih memenuhi persyaratan proyek atau kebutuhan pasar sasaran. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.
Patut disebutkan bahwa penggantian sakelar sensor tekanan oli DIY adalah proses yang mudah yang dapat dilakukan dengan keterampilan mekanik dasar. Berikut adalah petunjuk langkah demi langkah tentang cara mengganti sensor tekanan oli dengan mudah:
1. Pertama, kumpulkan alat yang diperlukan untuk penggantian sakelar sensor tekanan oli wd615. Ini termasuk satu set kunci pas, ratchet dan soket, dan panci penampung oli.
2. Pastikan untuk memutuskan baterai sebelum memulai. Ini akan membantu mencegah hubungan pendek listrik.
3. Temukan sensor tekanan oli. Biasanya ditemukan di dekat filter oli mesin atau pada blok mesin. Setelah ditemukan, gunakan kunci pas untuk melepaskan konektor listrik dari sensor.
4. Selanjutnya, gunakan kunci pas untuk melepas sensor tekanan oli lama. Kemudian, oli akan sedikit menetes keluar, jadi bersiaplah dengan panci penampung oli.
5. Sekarang, pasang sensor tekanan oli baru. Pastikan untuk mengencangkannya dengan aman untuk mencegah kebocoran. Kemudian, sambungkan kembali konektor listrik ke sensor baru.
6. Sambungkan kembali baterai setelah mengganti sensor tekanan oli. Nyalakan mesin dan periksa apakah ada kebocoran oli di sekitar sensor.
T1: Di mana sensor tekanan oli berada?
A1: Sensor tekanan oli biasanya disekrup ke blok mesin atau ditempatkan di dekat filter oli.
T2: Apa arti pembacaan tekanan oli rendah pada sensor?
A2: Pembacaan tekanan oli rendah bisa berarti sensor tekanan oli rusak. Namun, ini juga bisa berarti ada masalah dengan oli (level atau kualitasnya) atau oli tidak bersirkulasi seperti seharusnya.
T3: Dapatkah seseorang mengemudi dengan sensor tekanan oli yang rusak?
A3: Ya, sensor tekanan oli yang rusak saja tidak memengaruhi kemampuan mengemudi kendaraan. Namun, itu dapat memberikan pembacaan yang tidak akurat, yang dapat menyebabkan masalah tekanan oli yang tidak terdiagnosis yang dapat membahayakan mesin mobil. Selalu periksa sensor jika seseorang menduga itu rusak.