(538 produk tersedia)
Jubah biara adalah pakaian yang dikenakan oleh seorang biarawan, biasanya dengan tudung. Terdiri dari jubah panjang, seringkali dengan ikat pinggang atau tali, dan dikenakan oleh pria dan wanita dari berbagai agama, termasuk Kristen dan Buddha. Berikut adalah beberapa jubah biara yang tersedia.
Jubah biara Katolik
Pakaian biara Katolik adalah jubah panjang, sederhana, berwarna gelap dengan tali putih di pinggang dan tudung. Ini dikenakan oleh pria dalam ordo religius seperti Benediktin, Fransiskan, dan Dominikan. Jubah melambangkan kesederhanaan, kerendahan hati, dan ketaatan, sehingga para biarawan dapat fokus pada doa dan pekerjaan mereka tanpa gangguan. Jubah biara Katolik populer untuk acara Halloween dan cosplay dan merupakan cara yang bagus untuk menghormati iman Katolik.
Jubah biara Buddha
Jubah biara Buddha adalah jubah safron oranye dengan pakaian dalam berwarna kuning. Ini dikenakan oleh pria yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk mengikuti ajaran Buddha. Jubah adalah simbol penolakan, dan warna oranye mewakili kerendahan hati dan pencarian pencerahan. Jubah biara Buddha adalah pilihan populer untuk meditasi dan retret yoga, serta untuk acara budaya. Ini adalah pengingat yang sederhana namun kuat tentang pentingnya kesadaran dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
Jubah biara hitam
Pria dan wanita yang ingin tampil seperti biarawan mungkin ingin mengenakan jubah biara hitam, yang merupakan jubah hitam panjang dengan tali putih di pinggang dan tudung. Ini dikenakan oleh anggota berbagai ordo religius, termasuk Benediktin dan Sistersian. Jubah hitam melambangkan kesedihan dan penebusan dosa, dan tali putih melambangkan kesucian dan persatuan. Jubah biara hitam adalah pilihan populer untuk acara Halloween dan cosplay, serta untuk upacara dan acara keagamaan.
Jubah biara Fransiskan
Jubah biara Fransiskan adalah jubah coklat sederhana dengan tali putih di pinggang dan tudung. Ini dikenakan oleh pria dan wanita yang mengikuti ajaran Santo Fransiskus dari Asisi. Jubah melambangkan kemiskinan, kerendahan hati, dan kesederhanaan; tali putih melambangkan persatuan dan komunitas. Jubah biara Fransiskan adalah pilihan populer untuk acara Halloween dan cosplay dan untuk upacara dan acara keagamaan. Ini adalah cara yang bagus untuk menghormati ajaran Santo Fransiskus dan menjalani kehidupan pelayanan dan kasih sayang.
Desain jubah biara bervariasi tergantung pada komunitas biara, tradisi, dan denominasi agama. Namun, ada beberapa elemen umum yang biasanya ditemukan dalam desain jubah biara:
Jubah
Jubah biara biasanya terdiri dari jubah panjang yang mengalir yang sering dibuat dari kain sederhana dan alami seperti katun atau wol. Jubah mungkin datang dalam warna yang berbeda tergantung pada ordo biara. Misalnya, biarawan Benediktin sering mengenakan jubah hitam atau putih, sedangkan Fransiskan mengenakan jubah coklat.
Ikat Pinggang
Ikat pinggang adalah tali atau ikat pinggang yang dikenakan di pinggang untuk mengencangkan jubah dan melambangkan kesucian. Itu mungkin memiliki simpul khusus yang mewakili sumpah biara atau desain sederhana.
Tudung
Banyak jubah biara menyertakan tudung yang terpasang pada jubah atau tudung terpisah. Tudung bisa menjadi simbol kerendahan hati dan pemisahan dari dunia dan dapat digunakan untuk menutupi kepala sebagai tanda hormat selama doa atau ibadat.
Scapular
Scapular adalah pakaian yang dikenakan di bahu, sering kali memiliki makna spiritual. Ini bisa menjadi bagian dari kebiasaan biara dan mungkin memiliki simbol atau gambar religius yang terkait dengan ordo khusus biarawan.
Sandal atau Bertelanjang Kaki
Biarawan sering mengenakan sandal sederhana atau berjalan dengan kaki telanjang sebagai tanda kerendahan hati dan melepaskan diri dari harta benda material. Pilihan antara sandal dan berjalan dengan kaki telanjang dapat bervariasi tergantung pada iklim dan praktik komunitas biara tertentu.
Kesederhanaan dan Fungsionalitas
Desain keseluruhan jubah biara menekankan kesederhanaan dan fungsionalitas. Dekorasi yang rumit atau kain mewah biasanya dihindari untuk mencerminkan komitmen biara pada gaya hidup yang sederhana dan asketis.
Warna dan Simbolisme
Setiap warna yang digunakan dalam jubah biara memiliki maknanya. Misalnya, putih sering mewakili kesucian, hitam menandakan kerendahan hati, dan coklat dapat melambangkan keduniawian dan kemiskinan. Warna-warna ini dipilih untuk mencerminkan nilai-nilai dan cita-cita ordo biara.
Jubah biara, yang biasanya dikenakan untuk Halloween atau selama acara yang dipentaskan, dapat dikenakan dan dicocokkan dalam berbagai cara tergantung pada kesempatannya. Berikut beberapa saran:
Q1: Apa yang dikenakan biarawan di kepala mereka?
A2: Dalam sebagian besar ordo religius, jubah dikenakan di kepala dan bahu. Tidak memiliki bentuk tertentu karena dibuat seperti lembaran kain persegi panjang dengan dua lubang untuk lengan. Scapular adalah potongan pakaian panjang yang memanjang ke bawah depan dan belakang orang yang memakainya. Sabuk biasanya mengamankan kedua barang itu di pinggang.
Q2: Mengapa biarawan berpakaian coklat?
A2: Coklat dipilih untuk melambangkan kerendahan hati, kesederhanaan, dan kemiskinan. Biarawan dari berbagai ordo mengenakan warna yang berbeda, tetapi semuanya memiliki makna yang terkait dengan komunitas atau cara hidup mereka. Misalnya, biarawan Sistersian mengenakan pakaian putih karena mereka berfokus pada kontemplasi dan doa.
Q3: Mengapa biarawan mengenakan jubah tanpa pakaian di bawahnya?
A3: Jubah biara dirancang untuk memungkinkan kebebasan bergerak selama doa dan meditasi. Desain sederhana dari pakaian ini membantu menghilangkan gangguan, sehingga lebih mudah bagi biarawan untuk fokus pada praktik spiritual mereka. Mengenakan pakaian tambahan hanya akan menimbulkan ketidaknyamanan dan menghilangkan tujuan ini.
Q4: Apa warna kebiasaan biarawan Katolik?
A4: Kebiasaan biarawan datang dalam berbagai warna, tetapi putih, hitam, dan coklat adalah yang paling umum. Setiap warna memiliki makna yang terkait dengan ordo religius atau komunitas tertentu. Misalnya, Dominikan mengenakan hitam dan putih karena misi mereka termasuk berkhotbah dan mengajar.
Q5: Apakah biarawan mengenakan sepatu?
A5: Biarawan biasanya mengenakan sandal atau berjalan dengan kaki telanjang, tergantung pada ordo religius dan kebiasaan setempat. Alas kaki dijaga kesederhanaannya untuk menjaga fokus pada spiritualitas daripada harta benda material.