(7 produk tersedia)
Crane Apung Dermaga:
Crane apung beban ringan dermaga adalah crane apung yang biasanya dibangun sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka beroperasi dari dermaga. Dermaga adalah struktur yang membentang ke dalam air dari garis pantai, biasanya dibuat untuk melindungi pelabuhan, menjaga kapal agar tidak bergerak ke arah yang benar, atau memberikan tempat bagi perahu untuk berlabuh. Crane apung yang sering digunakan untuk memuat dan membongkar komoditas di dermaga dilengkapi dengan mesin-mesin untuk menangani berbagai jenis komoditas, termasuk barang curah dan kontainer. Fleksibilitasnya menjadikan mereka penting untuk meningkatkan efisiensi operasi tepi air.
Crane Apung Berbasis Tongkang:
Crane apung tugas berat dipasang di tongkang, yang merupakan perahu besar beralas datar yang digunakan untuk mengangkut barang melalui air. Crane ini memiliki kapasitas untuk mengangkat barang yang besar dan berat karena konstruksinya yang kokoh. Crane apung berbasis tongkang bersifat adaptif dan dapat digunakan untuk berbagai tugas, seperti pengerukan, pengangkatan berat, dan instalasi lepas pantai, selain penanganan kargo maritim. Mereka sangat penting untuk berbagai operasi maritim karena mereka ditempatkan di tongkang yang dapat dengan mudah dipindahkan di air.
Crane Apung Semi-Terendam:
Jenis khusus crane apung yang dikenal sebagai semi-terendam mengapung di permukaan air sambil sebagian terendam di bawahnya. Mereka memiliki platform yang stabil berkat perendaman ini, yang menjadikannya sempurna untuk menangani situasi laut yang menantang. Barang berat dapat diangkat dari lokasi lepas pantai dan dipindahkan ke lokasi darat, atau sebaliknya, dengan crane apung jenis semi-terendam. Mereka dilengkapi untuk menangani kesulitan pengangkatan berat di laut lepas karena stabilitas dan kendali mereka. Crane apung semi-terendam banyak digunakan di lingkungan air dalam, di mana crane konvensional tidak dapat menjangkau, untuk kegiatan seperti pemasangan struktur lepas pantai dan pemulihan peralatan bawah air.
Crane Perahu:
Spesifikasi crane perahu apung beban ringan dapat mencakup kapasitas beban maksimum 1 ton, ketinggian angkat 3 meter, dan desain ringan untuk kemudahan manuver. Kiat pemeliharaan utama meliputi pemeriksaan rutin crane untuk tanda-tanda kerusakan atau keausan, segera memperbaiki masalah apa pun yang diidentifikasi selama pemeriksaan, dan mengikuti pedoman pabrikan untuk pemeliharaan dan servis.
Crane Ponton:
Untuk crane ponton, spesifikasi dapat melibatkan crane yang dipasang pada platform apung yang stabil dengan jangkauan maksimum 5 meter dan dilengkapi dengan mekanisme pengangkatan hidrolik. Pengguna harus memastikan bahwa crane diamankan dengan benar ke ponton untuk mencegah pergeseran atau pergerakan selama operasi. Selain itu, menjaga area kerja tetap bebas dari potensi bahaya akan meminimalkan risiko kecelakaan.
Crane Dermaga Apung Beban Ringan:
Crane dermaga apung beban ringan mungkin memiliki kapasitas beban 500 kilogram dan sistem winch penggerak motor untuk operasi yang halus dan efisien. Jika listrik, periksa kabel dan konektor untuk fungsi yang benar; jika hidrolik, periksa kebocoran. Setiap bagian yang longgar dan karat juga harus diperiksa dan ditangani dengan segera.
Crane Luffing:
Crane luffing apung beban ringan biasanya memiliki presisi tinggi dan kontrol yang fleksibel. Kapasitas beban mereka seringkali sekitar 5.000 hingga 20.000 ton, sedangkan kecepatan angkatnya dapat mencapai hingga 60% dari kecepatan terukur. Motor dan roda gigi crane harus selalu dilumasi. Komponen listrik, termasuk papan sirkuit dan kabel, harus dibersihkan untuk menghindari hubungan pendek atau kebakaran.
Crane apung beban ringan menangani kargo yang lebih ringan di perairan pedalaman dan pelabuhan. Mereka bagus untuk kondisi dasar laut sedimen dan lunak karena mereka lebih murah dan lebih mudah dipasang daripada crane tugas berat. Beberapa skenario penggunaan bersifat lokal.
Operasi Galangan Kapal
Crane apung ringan banyak digunakan di galangan kapal untuk meluncurkan kapal baru dengan memanfaatkan tongkang, FLC, dan platform semi-terendam. Mereka umumnya digunakan untuk membantu transportasi kapal dan struktur lepas pantai dari area konstruksi ke jalur air.
Operasi Pelabuhan
Crane apung ringan umumnya digunakan dalam operasi pelabuhan untuk berbagai kegiatan, seperti memuat dan membongkar kargo dari kapal, memindahkan kontainer antara kapal dan pantai, dan memindahkan peralatan berat di dalam area pelabuhan.
Instalasi dan Pemeliharaan
Crane apung ringan membantu instalasi dan pemeliharaan rig minyak lepas pantai, ladang angin, dan infrastruktur maritim lainnya. Mereka dapat memposisikan komponen seperti turbin, platform, dan sistem tambatan, serta mendukung tugas pemeliharaan dan perbaikan.
Dukungan Pengerukan
Crane apung ringan sering kali mengangkut peralatan, perlengkapan, dan personel. Mereka juga dapat membantu pemeliharaan peralatan pengerukan.
Perlindungan Pantai
Crane apung ringan membantu mendukung kegiatan perlindungan pantai, seperti pembangunan dan pemeliharaan tanggul laut, pemecah gelombang, dan groyne. Mereka dapat mengangkut material dan peralatan ke lokasi proyek dan membantu pemasangan infrastruktur pantai.
Penilaian Kebutuhan:
Pahami persyaratan khusus dari penggunaan yang dimaksudkan. Tentukan jenis barang yang akan diangkat, beratnya, dan ketinggian dan jarak angkat. Pertimbangkan lingkungan operasi, seperti kondisi air dan batasan ruang.
Kapasitas dan Dimensi:
Pilih crane apung dengan kapasitas angkat dan dimensi yang sesuai yang sesuai dengan kebutuhan.
Mobilitas dan Fleksibilitas:
Pertimbangkan mobilitas dan fleksibilitas crane apung, seperti kecepatan, kemampuan manuver, dan kesesuaian untuk berbagai jenis tugas.
Efisiensi Biaya:
Pertimbangkan nilai ekonomi crane apung, termasuk biaya pembelian, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan.
Rantai Pasokan dan Logistik:
Pertimbangkan peran crane apung dalam sistem rantai pasokan dan logistik dan integrasinya dengan peralatan dan proses lainnya.
Reputasi Pemasok:
Pilih pemasok yang andal dengan mempertimbangkan reputasi pemasok, pengalaman, dan kualitas layanannya.
T1: Material apa yang digunakan untuk membuat crane apung?
A1: Material utama yang digunakan dalam konstruksi crane apung adalah baja berkekuatan tinggi dan paduan aluminium. Baja berkekuatan tinggi biasanya digunakan dalam lambung crane apung, yang membantu tahan terhadap beban berat dan lingkungan laut yang keras. Paduan aluminium ringan, yang meningkatkan stabilitas dan daya apung. Paduan aluminium tahan korosi, menjadikannya berguna di bagian-bagian yang terkena air laut.
T2: Berapa lama umur crane apung?
A2: Crane apung yang dirawat dan dipelihara secara teratur diperkirakan memiliki masa pakai 20 hingga 25 tahun.
T3: Sistem tenaga apa yang digunakan crane apung?
A3: Sistem tenaga yang digunakan dalam crane apung adalah sistem tenaga hidrolik dan sistem tenaga listrik. Crane apung listrik menggunakan listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik atau set generator. Pompa dan motor hidrolik menggerakkan crane apung yang dioperasikan oleh tenaga hidrolik.
T4: Bagaimana crane apung beban ringan beroperasi dalam cuaca buruk?
A4: Kondisi cuaca buruk seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan deras dapat berdampak buruk pada pengoperasian crane apung. Crane apung memiliki fitur stabilitas dan keamanan yang membantu mereka menghadapi cuaca buruk. Daya apung crane membantu menyeimbangkan dan mengurangi dampak gelombang. Operator dapat mengontrol beban dan keseimbangan selama cuaca buruk. Mereka juga dapat mengikuti batas beban crane dan merekomendasikan praktik yang aman. Operator dapat memantau kondisi cuaca dan menghindari bekerja dalam kondisi cuaca yang parah.