(4414 produk tersedia)
Kostum tradisional **Jepang untuk wanita** adalah kimono. Namun, selama bertahun-tahun, pengaruh Barat telah melahirkan berbagai busana lain yang banyak digunakan di Jepang. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Kimono
Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang paling terkenal. Ini adalah pakaian abadi yang dicirikan oleh lengan panjang dan desain bungkus, yang diikat dengan ikat pinggang obi. Dibuat dari sutra atau katun, kimono menampilkan pola dan warna rumit yang berbeda berdasarkan acara dan musim. Dipakai oleh wanita dari segala usia, kimono mewujudkan warisan budaya dan keanggunan Jepang.
Yukata
Yukata adalah jubah kasual yang ringan, sering dibuat dari katun. Biasanya dikenakan selama bulan-bulan musim panas dan di festival. Seperti kimono, yukata juga merupakan pakaian bungkus, tetapi dilengkapi dengan desain yang lebih sederhana dan tidak memerlukan obi, meskipun seseorang mungkin masih mengenakan versi yang lebih sederhana. Yukata sering terlihat dalam berbagai warna dan pola, biasanya menampilkan desain bunga atau geometris.
Hakama
Hakama adalah pakaian seperti rok terbelah yang secara tradisional dikenakan di atas kimono. Umumnya digunakan oleh wanita yang terlibat dalam seni klasik Jepang, seni bela diri, dan selama acara seremonial tertentu. Hakama biasanya dilipat dan dapat dikenakan dalam dua gaya: sebagai rok (horizontal) atau sebagai celana panjang (vertikal). Biasanya dikenakan dengan obi dan memiliki warna dan pola yang berbeda berdasarkan acara.
Furisode
Furisode adalah jenis kimono khusus yang dibedakan dengan lengannya yang panjang dan berayun. Secara tradisional dikenakan oleh wanita yang belum menikah, furisode dikenal karena warnanya yang cerah dan polanya yang rumit. Lengan yang panjang merupakan simbol masa muda dan status belum menikah. Biasanya, kimono furisode dikenakan selama acara resmi, festival, dan upacara, seperti perayaan dewasa.
Uchikake
Ini adalah kimono yang disulam dengan kaya yang secara tradisional dikenakan oleh pengantin wanita selama upacara pernikahan Shinto. Dipakai di atas kimono lain dan dibedakan dengan warna-warna cerah dan desain rumitnya, yang sering menampilkan motif seperti bunga, bangau, dan simbol keberuntungan lainnya. Uchikake adalah pakaian yang berat yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan, sehingga menjadi bagian integral dari pakaian pengantin Jepang.
Tsukesage
Tsukesage adalah jenis kimono yang menampilkan desain yang halus dan dilukis dengan tangan. Desain ini biasanya terletak di bagian bawah lengan, ujung bawah, dan bagian depan dan belakang kimono. Tidak seperti pola yang lebih rumit yang ditemukan di kimono lainnya, desain di tsukesage kurang mencolok dan lebih bijaksana, membuat kimono cocok untuk acara semi-formal dan penggunaan sehari-hari.
Junihitoe
Dikenakan oleh wanita dari keluarga kerajaan Jepang, junihitoe adalah ansambel kimono berlapis-lapis yang terdiri dari dua belas lapisan. Ini dicirikan oleh sistem pelapisan yang kompleks, dengan setiap lapisan mewakili warna dan gaya yang berbeda. Junihitoe dikenakan selama upacara istana dan acara resmi lainnya, menampilkan kemegahan tekstil dan mode tradisional Jepang.
Desain kostum ini sangat beragam. Mereka termasuk yang berikut:
Yukata
Ini adalah pakaian musim panas yang biasanya dikenakan saat menghadiri festival atau bersantai di onsen. Biasanya terbuat dari bahan yang ringan dan katun. Warnanya biasanya cerah dan polanya seringkali rumit. Mereka mungkin termasuk motif seperti bunga dan ombak. Ini adalah versi kasual dari kimono dan biasanya dikenakan dengan obi sederhana, yaitu ikat pinggang.
Hakama
Ini adalah pakaian seperti rok yang dilipat yang biasanya dikenakan di atas kimono. Biasanya dikenakan oleh pria, tetapi juga dikenakan oleh wanita dalam upacara atau praktik tertentu seperti seni bela diri. Biasanya dikenakan dalam dua gaya: gaya asobi. Yang pertama diikat di pinggang dan yang kedua diikat di pinggang dan bahu. Biasanya terbuat dari wol, sutra, atau campuran sintetis dan hadir dalam berbagai warna.
Jinbei dan Samue
Ini adalah pakaian dua potong yang sebagian besar dikenakan untuk pria, tetapi juga dikenakan oleh wanita. Biasanya dikenakan dalam pengaturan kasual atau saat melakukan tugas-tugas. Ini terdiri dari atasan yang biasanya dipasangkan dengan celana pendek untuk jinbei. Biasanya terbuat dari katun atau linen dan ditenun secara longgar. Samue adalah gaya yang mirip, tetapi dilengkapi dengan celana panjang dan sebagian besar dikenakan oleh biksu Zen.
Uchikake
Ini adalah kimono pengantin berlapis yang biasanya dikenakan di atas kimono formal. Sebagian besar terlihat dalam warna merah atau putih dan dihiasi dengan desain yang rumit. Ini adalah simbol keberuntungan dan kemakmuran. Ini juga merupakan pakaian yang berat dan biasanya dikenakan selama pernikahan.
Selendang dan Stola
Ini sering dikenakan dengan kimono dan kostum tradisional wanita Jepang lainnya. Sebagian besar terbuat dari sutra, wol, atau kasmir. Mereka juga menampilkan pola atau sulaman yang rumit. Mereka menambahkan lapisan kehangatan dan keanggunan tambahan pada pakaian.
Ada banyak jenis kostum Jepang, dan masing-masing membutuhkan jenis aksesori dan alas kaki yang berbeda untuk membuat pakaian yang lengkap. Berikut adalah lima contoh mengenakan dan mencocokkan kostum Jepang. Berikut adalah lima contoh mengenakan dan mencocokkan kostum Jepang.
Kimono
Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang dikenakan wanita, dan tersedia dalam berbagai gaya dan untuk berbagai acara. Saat mengenakan kimono, pasangkan dengan pakaian dalam yang tepat, seperti obi-shimo dan hadajuban. Cocokkan kimono dengan ikat pinggang obi lebar dan berwarna-warni yang diikat dengan pita dekoratif di bagian belakang. Lengkapi penampilan dengan sandal zori tradisional atau geta, sepatu kayu dengan sedikit tumit. Selama bulan-bulan yang lebih dingin, lapisi kimono dengan selendang dan mantel panjang yang dikenal sebagai hifu. Untuk penampilan yang dipoles, tambahkan aksesori yang halus seperti kipas atau obiage, syal sutra yang diselipkan ke dalam obi.
Hakama
Hakama adalah pakaian seperti rok yang dilipat yang dikenakan di atas kimono, biasanya terlihat dalam pengaturan formal. Pemakai harus memilih kimono yang melengkapi warna dan gaya hakama, biasanya kimono berwarna solid atau berpola lembut. Warna yang paling umum untuk hakama wanita adalah biru tua atau merah anggur. Ikat hakama dengan satu set tali dan kenakan ikat pinggang obi di atasnya untuk mengamankan lapisannya. Pasangkan ansambel dengan sandal zori dan obiage untuk penyempurnaan tambahan. Secara historis, mantel hifu dan kipas merupakan kebiasaan, tetapi interpretasi modern mungkin menggabungkan aksesori kontemporer.
Yukata
Yukata adalah kimono kasual musim panas yang terbuat dari katun. Ideal untuk festival dan cuaca panas. Pemakai harus memilih yukata yang berwarna cerah atau berpola berani dan ikat dengan obi sederhana atau ikat pinggang hanhaba kasual. Tidak seperti kimono, yukata tidak memerlukan pakaian dalam yang rumit. Untuk tampilan yang santai, lewati obi dan gunakan selendang sederhana untuk mengikat yukata tertutup. Pasangkan pakaian dengan sandal geta atau zori. Wanita harus melapisi yukata mereka dengan kardigan ringan yang dikenal sebagai hifu dalam cuaca yang lebih dingin. Aksesori dengan tas anyaman dan kipas kertas untuk penampilan yang praktis namun bergaya.
Uchikake
Uchikake adalah pakaian pengantin, kimono yang disulam dengan kaya yang dikenakan di atas gaun pengantin. Pilih uchikake dengan warna-warna cerah seperti merah atau emas, yang dihiasi dengan pola yang rumit. Pakaian ini dikenakan selama upacara pernikahan dan tidak dilepas hingga resepsi. Amankan dengan ikat pinggang obi dan tambahkan obiage untuk lapisan tambahan. Sandal zori merupakan kebiasaan, tetapi upacara di dalam ruangan mungkin mengizinkan kaki telanjang. Untuk perhiasan rambut, pilih sisir kanzashi dan hiasan kepala shiromuku. Perhiasan berlapis seperti obijime dan mantel hifu melengkapi tampilan pengantin tradisional, melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
Q1: Apa kostum Jepang yang populer untuk wanita?
A1: Wanita Jepang dikenal dengan kostum mereka yang hidup dan detail, mulai dari Kimon, Yukata, dan Hanbok, hingga kostum cosplay modern. Setiap pakaian memiliki makna budaya tertentu dan biasanya dikenakan selama liburan tradisional, festival, atau acara. Misalnya, Kimono adalah pakaian tradisional sehari-hari, sedangkan Yukata dikenakan selama festival musim panas.
Q2: Siapa karakter wanita yang paling populer dalam kostum Jepang?
A2: Wanita Jepang suka berdandan sebagai karakter seperti Sailor Moon, Totoro, dan Hello Kitty. Namun, Sailor Moon adalah kostum karakter wanita yang paling populer di Jepang. Ini sebagian karena karakter tersebut disukai banyak orang dan juga karena kostum tersebut mudah dikenali dan mudah dibuat.
Q3: Apa saja tips untuk mengenakan kostum Jepang dengan benar?
A3: Beberapa tips untuk mengenakan kostum Jepang dengan benar meliputi memulai dengan tubuh yang bersih dan kering, mengenakan pakaian dalam yang tepat, dan mengenakan pakaian dengan urutan tertentu. Pakaian harus diikat, diselipkan, dan disesuaikan dengan benar agar pas dengan pemakai. Selain itu, rambut harus ditata dengan tepat, dan riasan minimal harus diterapkan.
Q4: Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kostum Jepang?
A4: Hal yang boleh dilakukan dalam kostum Jepang termasuk menghormati budaya dan tradisi yang terkait dengan setiap pakaian, mengenakan pakaian dengan benar dan pantas, dan merawat pakaian. Yang tidak boleh dilakukan meliputi mengenakan pakaian untuk alasan yang tidak pantas atau tidak sopan, mengubah pakaian dengan cara yang tidak menghormati budaya, dan tidak merawat pakaian setelah memakainya.