(4 produk tersedia)
Sejak awal kemunculannya, drone telah berkembang secara signifikan, dengan kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin yang memungkinkan otonomi dan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih besar. Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan drone bersenjata ke negara-negara anggota NATO, yang dapat meningkatkan jumlah negara yang mampu menggunakan drone dalam situasi pertempuran. NATO saat ini sedang mengembangkan teknologi kawanan drone, di mana beberapa drone dapat beroperasi secara kolektif untuk mencapai tujuan misi.
Jenis drone yang berbeda untuk penggunaan militer adalah:
Beberapa produsen drone bekerja sama untuk mengembangkan standar interoperabilitas yang memungkinkan sistem drone yang berbeda untuk bekerja bersama secara lebih efisien. Joint Interoperability Test Command adalah salah satu organisasi yang menguji interoperabilitas bersama sistem peperangan, termasuk sistem tak berawak.
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) telah menerbitkan standar untuk sistem tak berawak yang memberikan pedoman tentang keselamatan, komunikasi, dan interoperabilitas. Standar ini membantu memastikan bahwa sistem drone yang berbeda dapat bekerja bersama secara mulus di medan perang, meningkatkan efektivitas mereka dalam operasi militer.
Pengawasan dan Pengintaian:
Drone untuk penggunaan militer terutama untuk pengawasan militer. Drone ini dapat terbang ke mana saja untuk memetakan medan perang atau area pangkalan militer. Drone ini memiliki kamera dan sensor yang baik untuk mengawasi tentara, senjata, dan pasukan musuh. Pada tahun 2021, tentara Israel menggunakan drone militer siluman untuk melakukan pengawasan di perbatasan. Mereka dapat melihat pasukan dan senjata musuh dari jarak 100 kilometer. Ini membantu para tentara untuk merencanakan pertempuran mereka melawan musuh.
Pengumpulan Intelijen:
Drone militer juga mengumpulkan informasi tentang musuh. Sensor dan kamera mereka dapat melihat dan mendengar segalanya dari jarak jauh. Drone membantu pasukan mengetahui di mana musuh berada dan apa yang mereka lakukan.
Penargetan dan Penilaian:
Dengan menggunakan drone militer, pasukan sekarang dapat menemukan dan mengenai target yang tepat. Ketika drone melakukan serangan, kamera khusus menunjukkan apakah serangan itu berhasil atau tidak. Ini disebut ""penilaian pembunuhan"". Tentara tidak lagi harus menunggu pesawat untuk menjatuhkan bom. Drone dapat menjatuhkan bom dari jarak ribuan kaki, dan kemudian mereka dapat mengambil gambar untuk menunjukkan apakah target terkena. Beberapa drone sekarang memiliki rudal dan bom.
Dukungan Tempur:
Beberapa drone militer dipersenjatai. Ini berarti mereka membawa senjata seperti rudal dan bom. MQ-9 Reaper Drone adalah contoh drone yang dapat menyerang. Drone ini memiliki sensor dan senjata yang kuat untuk menyerang musuh dari udara.
Pengganda Kekuatan:
Drone militer yang dipersenjatai membantu tentara melakukan lebih banyak hal dengan lebih sedikit. Beberapa drone dapat bekerja bersama untuk menyelesaikan misi tanpa banyak pasukan.
Serangan Presisi:
Drone dapat melakukan serangan yang sangat tepat dari jauh di langit. Mereka memiliki sistem penargetan dan sensor yang canggih untuk mengenai target kecil. Drone bersenjata mengurangi risiko melukai orang yang tidak bersalah.
Kesadaran Situasional:
Drone militer menyediakan informasi terkini tentang medan perang. Umpan video waktu nyata membantu komandan melihat apa yang terjadi untuk membuat keputusan yang tepat dengan cepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi drone militer telah berubah dengan cepat dari pengintaian dan pengawasan menjadi serangan. Amerika Serikat, dengan lebih dari 40.000 drone, adalah kekuatan drone terbesar di dunia, diikuti oleh China dan Israel. Banyak pasukan, termasuk pasukan Amerika Serikat, NATO, dan banyak lainnya, semakin banyak menggunakan drone untuk tujuan militer, dan jumlah aplikasi militer terkait drone diperkirakan akan mencapai 11 miliar USD pada tahun 2025. Drone telah dengan cepat menjadi bagian penting dari peperangan modern.
Penggunaan drone militer yang cepat mengubah medan perang modern dan memberikan keuntungan baru dibandingkan pasukan konvensional. Drone sekarang dapat menjalankan beberapa misi secara bersamaan dengan satu platform. Muatan yang lebih canggih dengan sensor yang lebih baik dan jangkauan yang lebih jauh memungkinkan pelaksanaan tugas yang lebih besar. Kemampuan mereka untuk tetap berada di udara untuk jangka waktu lama menciptakan ISR yang gigih, sementara platform angkat berat dapat dipersenjatai dengan amunisi pandu presisi seperti rudal Hellfire atau bom pandu laser.
Penggunaan drone untuk aksi militer telah meningkatkan efektivitas biaya angkatan bersenjata di banyak negara. Biaya operasional dan pemeliharaan mereka yang lebih rendah dibandingkan dengan pesawat berawak memberi mereka keunggulan dibandingkan platform tradisional. Hal ini menjadikan penting bagi angkatan bersenjata untuk berinvestasi dalam melawan drone musuh melalui sistem pertahanan udara terintegrasi, peperangan elektronik, dan senjata pertahanan titik.
Beberapa aplikasi militer umum drone meliputi:
Saat memilih drone untuk penggunaan militer, banyak faktor harus dipertimbangkan untuk memastikan bahwa drone tersebut memenuhi persyaratan operasional. Berikut adalah beberapa faktor penting yang perlu diingat saat memilih drone militer.
Q1: Apa yang disebut drone militer?
A1: Drone militer umumnya disebut sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) atau sistem pesawat tak berawak (UAS).
Q2: Apa aplikasi militer drone?
A2: Drone untuk penggunaan militer memiliki berbagai aplikasi, termasuk pengawasan, pengintaian, pengumpulan intelijen, logistik, peperangan elektronik, pencarian dan penyelamatan, dan latihan target, di antaranya.
Q3: Apa tujuan drone militer?
A3: Drone militer melayani berbagai tujuan, termasuk pengumpulan intelijen, pengawasan, pengintaian, dan melakukan serangan udara terhadap target musuh.
Q4: Bagaimana masa depan drone militer?
A4: Masa depan drone militer tampak menjanjikan, dengan kemajuan dalam teknologi yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka. Drone kemungkinan akan menjadi lebih otonom, dengan sensor yang lebih baik, daya tahan yang lebih lama, dan sistem komunikasi yang lebih baik. Peran mereka dalam operasi militer akan meluas lebih jauh, menekankan pengumpulan intelijen, pengawasan, pengintaian, dan kemampuan menyerang.