(3179 produk tersedia)
Encoder analog dan digitalnya melakukan fungsi dasar yang sama: mengubah atribut fisik seperti gerakan sudut atau linier menjadi sinyal elektronik yang dapat digunakan. Sinyal ini menunjukkan posisi atau gerakan suatu objek dan dapat diproses lebih lanjut oleh sistem kontrol.
Encoder dapat dikategorikan berdasarkan sinyal keluaran (analog atau digital), prinsip pengoperasian (inkremental atau absolut), dan kriteria lainnya. Jenis-jenis encoder berdasarkan sinyal keluaran dibahas di bawah ini.
Encoder Analog:
Encoder analog menggunakan sinyal analog yang keluarannya kontinu, dan didasarkan pada besaran fisik seperti kecepatan atau posisi. Encoder analog menyediakan sejumlah nilai tak terhingga dalam suatu rentang. Oleh karena itu, mereka lebih disukai ketika perubahan yang halus atau bertahap diperlukan.
Encoder analog didasarkan pada prinsip absolut. Mereka memberikan sinyal unik untuk setiap posisi. Encoder ini sering kali dapat terpengaruh oleh noise di lingkungan. Oleh karena itu, mereka membutuhkan peredam, filter sinyal, dan kabel terlindung agar beroperasi dengan benar.
Encoder Digital:
Encoder digital mengubah sinyal dari analog ke digital, mengubahnya, dan kemudian mengirimkannya ke perangkat kontrol atau pemrosesan. Sinyal-sinyal ini adalah diskrit, dengan nilai tak terhingga dalam suatu rentang. Sederhananya, encoder digital mengubah sinyal menjadi kode biner.
Encoder digital memiliki jenis inkremental dan absolut. Encoder digital inkremental memberikan informasi tentang perubahan posisi, kecepatan, dan arah. Mereka menghasilkan pulsa ketika poros bergerak. Jumlah pulsa menunjukkan posisi poros. Encoder inkremental bekerja dalam mesin listrik, robotika, dan sistem CNC.
Sebaliknya, encoder digital absolut menghasilkan kode unik untuk setiap posisi poros. Kode terakhir selaras dengan posisi poros setelah sistem dihidupkan. Encoder absolut digunakan dalam aplikasi di mana posisi awal sangat penting untuk fungsi sistem.
Encoder analog ke digital melayani beberapa fungsi penting dan memiliki berbagai fitur yang menarik. Fungsi umum dapat mencakup konversi sinyal analog ke sinyal digital, penyederhanaan sistem, dan peningkatan kinerja. Encoder ATDS menawarkan pemrosesan sinyal yang efisien dan menyediakan solusi untuk menerapkan sistem kontrol.
Meskipun demikian, fitur penting dari encoder ATD meliputi:
Mesin encoder menunjukkan berbagai aplikasi dalam bidang otomatisasi, teknik, dan manufaktur. Berikut adalah ikhtisar industri di mana sistem yang menggunakan encoder digital dan analog sangat penting.
Pembeli harus mempertimbangkan beberapa faktor sebelum membeli encoder digital untuk memastikan bahwa produk tersebut memenuhi kebutuhan dan persyaratan spesifik. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang harus dibuat:
Persyaratan Aplikasi
Penting untuk mengidentifikasi dan memahami fitur dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk tugas aplikasi. Ini akan membantu menentukan jenis encoder yang dibutuhkan dan persyaratannya. Misalnya, encoder kecepatan yang ditujukan untuk aplikasi kontrol motor akan berbeda dari yang ditujukan untuk robotika.
Kondisi Lingkungan
Kondisi pengoperasian dan lingkungan di mana encoder akan digunakan harus dipertimbangkan dengan cermat. Ini termasuk tingkat kelembapan, kondisi lingkungan, paparan bahan kimia dan debu, rentang suhu, dan guncangan dan getaran.
Tegangan Catu Daya
Encoder digital hadir dalam berbagai persyaratan catu daya. Memilih encoder yang catu dayanya kompatibel dengan aplikasi sangat penting. Misalnya, encoder yang beroperasi pada 5V tidak dapat digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan 12V.
Sinyal Keluaran
Sinyal keluaran dari encoder digital sangat penting, karena encoder mengubah gerakan mekanis menjadi sinyal listrik. Parameter analog seperti kecepatan, posisi, dan gerakan harus diubah menjadi sinyal digital. Memastikan bahwa keluaran yang benar kompatibel dengan sistem input sangat penting.
Resolusi dan Akurasi
Pemilik bisnis harus menentukan resolusi dan akurasi yang dibutuhkan untuk aplikasi spesifik mereka. Mereka perlu mengetahui kapasitas encoder untuk memberikan data yang valid dan menentukan tingkat presisinya. Misalnya, encoder 1024P/R memiliki encoder yang menghasilkan 1024 pulsa dalam satu rotasi penuh.
Jenis Pemasangan
Beberapa encoder tersedia di pasaran, masing-masing dengan jenis pemasangan yang berbeda. Ini termasuk pemasangan kaki, pemasangan flens, dan pemasangan poros berongga. Jenis pemasangan yang akan dibeli harus diputuskan setelah mengidentifikasi jenis yang sesuai dengan persyaratan dan konfigurasi pemasangan aplikasi.
Jenis Poros
Jenis poros dari encoder digital harus dipertimbangkan, baik itu padat atau berongga. Pilihan jenis poros sering kali didasarkan pada persyaratan dan preferensi pemasangan aplikasi. Selain itu, diameter dan panjang poros harus sesuai dengan encoder untuk memastikan kesesuaian dan fungsi yang tepat.
Garis Pandang
Pertimbangan garis pandang sangat penting untuk tugas aplikasi yang membutuhkan posisi yang tepat. Ini melibatkan memastikan bahwa tidak ada penghalang di sepanjang jalur yang dapat mengganggu kinerja encoder. Mempertahankan garis pandang yang jelas akan memastikan fungsi optimal dari encoder.
T1 Apa tujuan encoder dalam sistem digital?
J1 Tugas utama encoder adalah mengubah sinyal analog, seperti tegangan atau arus, menjadi sinyal digital dengan 1 dan 0 agar sistem digital dapat memahami dan bekerja dengannya. Konversi ini penting untuk sistem yang mengukur atau mengontrol sesuatu.
T2 Apa prinsip encoder analog?
J2 Encoder penting untuk mengubah dan mentransfer informasi yang tepat tentang posisi dan pergerakan mesin. Saat mesin bergerak, encoder mengubah gerakan tersebut menjadi sinyal listrik, yang membantu untuk mengontrol mesin dengan lebih baik.
T3 Apa tiga jenis sinyal analog?
J3 Ketiga jenis sinyal analog utama adalah:
Sinyal ini menunjukkan bagaimana sesuatu berubah seiring waktu secara kontinu, bukan hanya dalam lompatan atau langkah.
T4 Apa keuntungan encoder digital dibandingkan dengan encoder analog?
J4 Encoder digital menawarkan presisi dan keandalan yang lebih baik. Keluarannya cenderung tidak terpengaruh oleh noise atau perubahan dalam lingkungan. Sinyal digital juga lebih mudah dikirim melalui jarak jauh tanpa kehilangan kualitas. Sistem digital dapat memproses sinyal dengan resolusi yang lebih tinggi, memberikan kontrol dan pengukuran yang lebih baik.